Minggu, 15 Februari 2015

KUMPULAN PUISI TENTANG ALAM



ALAMMU NAFASMU

Kutatap rumput hijau, tersenyum
Kutatap pohon rindang, melambai
Kutatap kolam bening, beriak
Kutatap kembang, merekah
Semua menyapa ramah

Andai tak ada lagi sampah berserakan
Tak lagi ada bunga yang layu di taman
Tak lagi ada tanah kosong tersisa
Di sanalah damai kau jumpa
Dan nafas makhlukpun lega

Tanpa asap yang mengotori udara
Tanpa pengrusakan alam yang semena-mena
Tanpa pepohonan yang ditebang liar
Tanpa aliran air kotor di mana-mana
Alam terjaga dengan cinta manusia

Bersama hijaunya daun tercipta O2
Bersama teduhnya hutan teduhkan jiwa
Udara yang bersih penuhi jagat
Harapan dunia ntuk tetap terjaga
Di sanalah alammu bernafas lega

Kawan,
Mari kita jaga sekitar
Kita isi kekosongan lahan
Kita buang sampah di tempatnya
Kita manfaatkan yang masih bisa berguna
Demi alam yang kau cinta
Demi helaan nafas yang kau tarik
Demi hidup dan kehidupan
Untuk kita semua
Karna alammu adalah nafasmu

(September 2014)

SMPN SATU SITIUNG
 
Suasana rindang nan syahdu
Menjadi saksi aktifitas kami
Pagi hari warganya hilir mudik
Namun tetap peduli dengan sekitarnya
Sasana heningpun tecipta
Antara pohon dan bangku taman
Tiada lagi rongga tersisa
Untuk biarkan percuma

 Saat siang terik menjelang
Ingin kulepas lelah belajar di hamparanmu
Tiupan angin menyejukkan hati
Indahnya bunga-bunga nan tertata
Unjukkan damai bagi penghuninya
Nuansa asri yang dibawa serta
Gambaran sekolahku penuh suka cita

(Koto Agung, 2014)



SEKOLAHKU


Kala kerindangan meneduhi wajahmu
Semilir bayu tenang bertiup
Satu-satu  dedaunan berbisik
Dalam teduh , seteduh waktu itu

Lewat teriknya mentari siang
Pucuk beringin sampaikan pesan
Sampaikan damai nan panjang
Peneduh sang pencinta

Di bawah teduhnya pepohonan
Ada canda nan riang
Gelak ria dalam tawa
Gambaran ceria pemiliknya

Sekolahku ,
Wajah asrimu kan kurindu
Kubawa serta dalam impian
Membawaku kembali esok


(Januari, 2014)



CERITA ALAMKU, KAWAN

Dulu........., kawan
Di belakang rumahku ada kali kecil
Batu hitam di dasarnya terlihat jelas
Airnya jernih mengalir deras
Ikan yang berenang terlihat tenang
Di sanalah penduduk mandi

Dulu.........., kawan
Di depan rumahku ada bukit hijau
Pepohonan gagah menopang langit
Udaranya sejuk membuat nyaman
Kicauan burung di sana terdengar ramah
Menyapa petani nan turun ke sawah

Dulu........., kawan
Jalanan di samping rumahku begitu tenang
Sesekali terdengar sapaan akrab
Dari bibir orang yang berpapasan
Saling tanya dan bersalaman
Begitu tulus tanpa paksaan

Namun, kawan
Kini, kali di belakang rumahku tak lagi jernih
Air yang dulu deras kini enggan mengalir
Saratnya lumpur yang ia bawa
Seberat luka yang ia derita
Ikan yang dulu berenang tenang
Menghilang entah kemana

Bukit hijaupun tak ada lagi
Kini, yang tanpak hanya hamparan kikisan
Galian batu dan tanah di mana-mana
Pohon tumbang membawa petaka
Tumpukan tanah telah ratakan sawah
Petanipun kehilangan daya
Bumi kita seakan murka
Kicauan burungpun ditelannya

Jalananpun terdengar berisik
Kini, deru kendaraan sirnakan sapaan
Asapnya menyesakkan nafas
Para pengendara juga enggan saling menyapa
Bergegas , entah dikejar siapa
Sisakan polusi ntuk sesaat
Lalu berulang, tanpa terhitung
Dan bumi kitapun semakin pengap
  
(Sungai Duo, AFN 2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar